Sabtu, 26 Maret 2011

Tragedi Ban Bocor

 Kejadiannya ini Rabu, 23 Maret 2010. Waktu itu gw abis kuliah Metode Kuantitatif yang seharusnya dilanjutkan dengan kuliah Pajak Lanjutan yang ketika itu dosennya ga masuk. Waktu gw dengan gagahnya (baca : membusungkan dada ke depan karena pulang cepet) keluar gerbang kampus dan mau pulang untuk belajar beberapa materi kulaih dikosan (hehehe) tiba-tiba dari arah belakang agak serong ke kiri sedikit sekita 45 derajat dari punggung gw ada suara-suara yang tidak asing manggil nama gw (awal dari tragedi hari itu). Ternyata si Aldi dan dia minta temenin beli Gitar ke salah satu mall di Bandung, katanya sih gw bawain tuh Gitar di belakang soalnya susah kalo bawa sendiri. Niat belajar mulai pudar, "Ok boy, mesra bgd lo ngajak gw jalan-jalan ke mall,hahaha." Akhirnya si Aldi menjawab dengan nada menyalahkan pernyataan gw dengan alasan ingin beli Gitar dan ga bisa dibawa sendiri mangkanya ngajak gw. Sampe tuh di parkiran si Brengsek, nama parkiran depan kampus gw, dipanggil brengsek karena emang tukang parkirnya gabut parah (jadi tukang parkir aja gaji buta gimana jadi anggota DPR nih orang---------> Tukang Parkir Gabut versus Aldi yang duidnya ga abis-abis (kejadian tragis yang tidak bisa diungkapkan disini). Aldi "Pake motor lo ya," Gw mikir dan menghitung cepat dengan otak akuntan gw berapa bensin yang bakal abis nih kalo dipake ke tempat beli gitar, soalnya udah akhir bulan duid pun pas-pasan,hahaha. "Ga ah males, ribet udah ga usah, motor lo aja udah ", tolak gw. Si Aldi bales jawab, "Ntar bocor bannya kalo pake motor gw." emang kalo dilihat dari pengalaman emang motor si Aldi ini udah pernah bocor waktu ngeboncengin gw, tapi gw yakin ini bukan salah gw meskipun udah 2x bocor waktu boncengin gw dia harus ganti ban baru. "Udah pake motor lo aja, ga bakal bocor percaya sama gw, ga bakal." tegas gw dan akhirnya si Aldi percaya kalo bannya ga akan bocor lagi karena boncengin gw. Nah, akhirnya pergi deh tuh ke mall tempat beli gitar, jalannya lancar-lancar aja si waktu kesana. Sampe di mall tuh anak nyari gitar ngubek 1 toko ga dapet juag, akhirnya kita pindah ke Gramedia di depan tuh mall dan ga dapet juga. Gw udah ngantuk bgd ini soalnya, ni anak masih aja banyak maunya gitar ga dapet-dapet. Akhirnya kita pulang dengan tangan kosong. "Ji, lo yang nyetir motor gw ya!" kata temen gw yang merupakan instruksi yang menyulut tragedi. "Males ah, lo aja cape gw," tapi tuh anak maksa dan dia ga tahu konsekuensinya. Akhirnya gw pulang dan nyetirin motor si Aldi. Emang dasar gw bosen akhirnya gw anggep aja nih motor bebek si Aldi jadi motor Valentino Rossi. Gw sempet nyasar dulu sebelum bisa back to the track ke Dago. Sepanjang jalan tuh motor udah gw banting sana banting sini stirnya, si Aldi teriak-teriak aja di belakang mulai meyesali keputusannya nyuruh gw nyetir motor dia. "Woi, awas ini ban bocor lagi." kata si Aladi. "Santai bro, gw jago bawa motor ini."bantah gw. Sampailah di lampu merah perempatan Dago di bawah Jembata Suropati. Lampu waktu itu menunjukan merah dan gw berenti, tiba-tiba ga lama kemudian lampu merah berubah jadi hijau dan gw mulai nge-gas dan kebetulan didepan gw ada Mercy tua taun 80an warna hitam yang rada ngebut, gw niat nyalip nih karena kalo mau ke DU mesti belok serong ke kanan. Melewati beberapa mobil di kisruhnya perempatan yang banyak mobil, bersaing dengan para pengendara lain dan si Mercy item masih didepan gw. Niat nyalip, gw gas tuh motor, ngegas motor artinya buat Aldi teriak-teriak bannya bocor, dan gw banting dan gw miringin ke kanan dan ke kiri akhirnya gw sampe disebelah tuh Mercy, dalam hitungan detik gw menghindari moncong si Mercy dengan 1 hentakan badan gw dan bakat balap gw disusul ocehan si Aldi tentang kemungkina ban motornya bocor makin besar. Akhirnya gw berhasil ngeduluin si Mercy, si Aldi masih marah-marah dan ngoceh tentang bannya yang mungkin bocor dan gw mulai membahas peristiwa keren gw, motor si Aldi, dan Mercy item taun 80an itu dan akhirnya tragedi itu terjadi. "Boy ini koq bannya goyang-goyang yah?"kata gw. Aldi : "an*j**g ji, bocor ini woi, tuh kan!" si Aldi mulai ngoceh ga abis-abis dan gw mulai ketawa-ketawa menyambut tragedi ini. Si Aldi banting helm sambil ngoceh ga karuan dan mulai nyalahin gw sama gaya Rossi gw, tapi gw ketawa-ketawa dan ga abis pikir ni ban bocor lagi. Dengan sakit perut gara-gara ketawa gw ama si Aldi ngedorong motor ampe ketukang tambel ban terdekat yang berjarak ga kurang dari 2km dari TKP. Akhirnya tuh motor gw tambel juga sepanjang jalan si Aldi bersumpah untuk ga akan pernah ngeboncengin gw lagi karena hobby gw yang menurut dia adalah ngebocorin ban motornya. Akhirnya malam itu berakhir dengan nungguin tuh motor selese ditambal dan gw yang mesti bayarin beban nambelnya. Gitar ga dapet malah nambel ban. Tragedi ban bocor, besok kalo gw ga bawa motor gw nebeng lo lagi ya.


Jumat, 25 Maret 2011

Alasan US. GAAP Masih Mengadopsi LIFO dan Argumen IAI

LIFO berdasarkan IFRS sudah tidak diperbolehkan lagi untuk digunakan. IASB, juga menetapkan bahwa penggunaan metode LIFO untuk tujuan pembuatan laporan keuangan tidak diijinkan. Metode LIFO ini sebenarnya digunakan baik untuk external maupun internal perusahaan. Terlepas dari kenyataan ini kita tahu bahwa beberapa negara di United States memperbolehkan metode LIFO digunakan untuk tujuan pembuatan laporan keuangan. Secara umum penggunaan LIFO ini untuk tujuan perpajakan karena dengan menggunakan metode ini maka perusahaan dapat menghemat pajak secara signifikan. Penggunaan metode LIFO ini memang akan menimbulkan net income dan pajak yang relative kecil. Namun pada dasarnya sesuai yang penulis katakana bahwa LIFO sangat cocok untuk keadaan tertentu perusahaan. Larangan penggunaan metode LIFO ini sesuai dengan IASB (International Accounting Standard Board) suatu badan yang mengeluarkan IFRS yang ditaati oleh negara-negara Eropa. Hal yang senada juga terjadi di negara kita dimana PSAK 14 revisi 2009 melarang penggunaan metode LIFO itu sendiri. Hal ini disebabkan karena sejak tahun 2009, PSAK kita mulai sedikit demi sedikit mulai mengadopsi IFRS sampai pada tahun 2012 nanti secara penuh PSAK kita mengadopsi IFRS. Namun, US. GAAP yang merupakan Standart Amerika Serikat tetap memperbolehkan penggunaan LIFO tersebut yang dicerminkan dari perusahaan-perusahaan yang masih menggunakan metode ini. IFRS memang melarang tapi Amerika menganggap sebelah mata mengenai IFRS ini, mereka menganggap US. GAAP mereka lebih maju daripada IFRS itu sendiri, mengadopsi IFRS merupakan suatu kemunduran bagi mereka. Mereka menganggap apa yang ada di IFRS itu adalah mereka 50 tahun yang lalu. Ini alas an pertama U.S GAAP memperbolehkan penggunaan LIFO. Yang kedua mereka menganggap LIFO, FIFO, Average memiliki keunggulan masing-masing sehingga perusahaan bebas memakai yang mana saja sesuai dengan kebutuhan dan keadaan perusahaan saat itu. Mereka percaya lahirnya setiap metode ada kelebihannya masing-masing yang saling melengkapi sebagaimana dicerminkan masih banyaknya perusahaan yang menggunakan metode ini sesuai dengan data yang penulis tampilkan di atas. Melalui teori konsistensi penggunaan dalam metode costflow ini setiap perusahaan bebas memilih dan mengganti metode asalkan dapat melakukan dengan benar.
IAI sendiri mulai tidak lagi mengadopsi metode LIFO ini karena seiring munculnya IFRS. Awalnya PSAK kita memang mengacu pada US. GAAP, sekarang begitu munculnya IFRS, PSAK kita mulai mengacu IFRS. Mulai tahun 2009 Indonesia mulai perlahan-lahan mulai mengadopsi IFRS dan diharapkan tahun 2012 secara penuh mengadopsi IFRS. Adapun alasan IAI untuk tidak mengadopsi LIFO hampir sama dengan alasan penghapusan LIFO oleh IASB yaitu dianggap tidak adil dan tidak sesuai dengan physicalflow pada kenyataannya. Demikianlah perbandingan terhadap 2 negara yang pro dan kontra mengenai metode LIFO ini.
Selain itu ada beberapa alasan pelarangan LIFO dalam oleh IAI di Indonesia, yaitu :
a.      a.       Menurut informasi dan data yang penulis dapat di Indonesia menurut data tahun 2007 dari buku terbitan Ersa Tri Wahyuni dimana perusahaan-perusahaan di Indonesia ternyata sedikit yang menggunakan metode LIFO. Hal ini diperkuat oleh penulis yang mencoba mencari data riil mengenai hal tersebut dan ternyata memang sulit mendapatkan perusahaan yang menggunakan metode ini di Indonesia karenajumlahnya yang sedikit.
b.      Alasan selanjutnya adalah di Indonesia peraturan perpajakan di Indonesia tidak memperbolehkan penggunaan LIFO tersebut. Analis pajak mengungkapan alasan tersebut dimana seharusnya LIFO dihapuskan. Beberapa alasan yang mendukung ini adalah :
1.      Penggunaan LIFO ini lebih banyak untuk menghindari kewajiban perpajakan ketika inflasi daripada tujuan ekonomi.
2.      Lifo tidak digunakan untuk non-tax business purposes. Seperti capital budgeting yang menghasilkan arus cashflow yang lebih besar karena income tax yang lebih kecil, net income akan lebih kecil, asset akan terlalu rendah(tidak mencerminkan current value) dan working capital serta current ratio akan rendah. Rata-rata perusahaan yang menggunakan LIFO akan mencantumkan footnote berupa selisih dengan penghitungan FIFO atas persediaan (LIFO reserve). Ini menjadi kritik karena para analis berpikir bahwa sebenarnya mengetahui bahwa metode FIFO akan menghasilkan catatan yang lebih baik untuk kepentingan bisnis daripada LIFO.
3.      LIFO sebagai suatu pertahanan atas inflasi yang terjadi dinilai kurang releva, karena hanya digunakan untuk sebagian asset (inventory saja) dan bukan untuk penilaian seluruh asset yang ada dari perusahaan.
4.      Manajemen inventori fisik dari LIFO dinilai buruk, karena pada dasarnya perusahaan berusaha mencegah adanya LIFO liquidation dari LIFO layer yang akan menyebabkan kenaikan kewajiban pajak secara tepat (tiba-tiba). Ini berarti manajemen pengendalian atas pendapatan yang didapat dari LIFO method inventory juga lebih rumit daripada metode yang lain.
5.      LIFO Reserve yangh disajikan dalam laporan keuangan sering kali dinilai lebih reendah dari yang sebenarnya terjadi. Ada indikasi kecurangan yang dinilai oleh para nalais pajak ini. Hal ini menyebabkan LIFO semakin dinilai hanya mengejar keuntungan tax-saving. Oleh karena itu, para analis pajak tersebut berpendapat bahwa LIFO sebaiknya dihapuskan.

Pergerakan Mahasiswa

Oleh : Mizaro Alifsyar

Mahasiswa sebagai insan intelektual  yang menduduki lapisan kedua dalam masyarakat. Lapisan pertama adalah rakyat sipil dan lapisan ketiga dalam hal ini adalah pemerintah. Mahasiswa memiliki peran sebagai penghubung dari kedua lapisan ini. Ilmu, non-political importance membuat mahasiswa menjadi insan yang berpenglihatan luas dalam memandang dan mengkritisi segala persoalan bangsa ini dan segala kebijakan yang ada untuk kepentingan rakyat. Belajar dari sejarah, perubahan-perubahan besar bangsa ini dimulai oleh mahasiswa. Tahun ’45 perjuangan yang dilakukan oleh Bung Karno dibantu oleh mahasiswa Stovia, berakhirnya rezim Soeharto dipelopori mahasiswa-mahasiswa yang merasakan bahwa rakyat tertekan dan terotorisasi dalam negaranya sendiri. Pergerakan mahasiswa penting untuk control sosial dalam suatu bangsa terhadap pemerintahnya. Mahasiswa Indonesia harus memiliki cara yang relevan dan intelek dalam pergerakannya.
Kenapa harus mahasiswa? Mahasiswa memiliki bekal berupa ilmu untuk memahami fenomena-fenomena yang ada dalam suatu bangsa dan dapat menjelaskannya secara ilmiah sesuai bidang keilmuan mereka terhadap masyarakat dan lingkungannya sehingga masyarakat dapat memahami suatu fenomena itu baik atau buruk, menguntungkan atau merugikan sehingga masyarakat tidak lagi mudah ditunggangi oleh kepentingan politik kelompok tertentu. Pergerakan mahasiswa dapat dipahami dalam arti luas. Pergerakan mahasiswa zaman rezim Soeharto, zaman tuntutan mahasiswa terhadap reformasi, aksi bakar ban, turun ke jalan, dan blokade lalu lintas sudah tidak lagi menjadi pergerakan mahasiswa yang relevan untuk masa kita sekarang. Aksi seperti ini bisa saja relevan setelah adanya kajian, pemahaman yang sekiranya aksi turun ke jalan dirasa perlu, namun tetap posisinya harus menjadi last option bagi konteks pergerakan mahasiswa. Mahasiswa sebagai kaum intelektual bukan lah tipe masyarakat yang langsung turun ke jalan untuk menyuarakan suara mereka yang belum tentu mereka pahami apa yang mereka bela dan suarakan. Sudah barang tentu mahasiswa mengkaji terlebih dahulu permasalahan yang ada sesuai dengan ilmu yang mereka miliki, pahami, dan jangan sampai seorang mahasiswa tidak memiliki argument yang kuat dan pemahaman saat mereka melakukan aksi dalam pergerakan mahasiswa.                Bergeraklah sebagai insane intelek sebagai pilihan-pilihan awal dengan melalui tulisan di media massa, memberikan penyuluhan dalam masyarakat tentang fenomena-fenomena bangsa ini, dan mengajar karena Bung Karno dan tokoh nasiona kita lainnya memulai perjuangannya dengan mengajar, tentu saja mengajar disini memiliki arti dan cakupan yang luas. Ajarkan bangsa ini dan cerdaskan bangsa ini.               
Mahasiswa memiliki kelebihan tersendiri, yaitu mata yang masih jernih yang belum tertutup berbagai  kepentingan tertentu yang menjadikannya munafik dalam membedakan mana yang baik dan mana yang benar. Mereka masih muda, cerdas, dan tidak terikat kepentingan politik tertentu sehingga ideaqlisme mereka terjaga. Mahasiswa pada masa kita sekarang, sepatutnya tidak lagi melakukan pergerakan dengan cara-cara dramatis seperti layaknya image yang timbul di masyarakat tentang apa itu pergerakan mahasiswa. Bagi kaum intelektual ini, langkah yang relevan harus lebih ditujukan pada pergerakan lewat media massa dengan tulisan, melakukan penyuluhan terhadap masyarakat, dan langkah lainnya yang sifatnya menyadarkan masyarakat Indonesia dan membuka mata mereka terhadap segala fenomena kebijakan pemerintah yang ada, bukan dengan aksi “Chaotic” di jalan-jalan. Mahasiswa sebagai ujung tombak kebangkitan bangsa ini. Bangsa ini tidak lumpuh,  tidak juga mati. Bangsa ini hanya tertidur dan menunggu untuk dibangunkan. Mahasiswa bangunkan bangsa kita tercinta dari tidur panjangnya untuk mencengkram dunia.

Introduction

Tentang saya, Mizaro Alifsyar.
Putra pertama Mirza Yudiresman dan Susy Ramita, abang dari Nabila Tami Zuita.Mahasiswa S1 yang sedang belajar menjadi akuntan di Accounting, Fakultas Ekonomi, Unpad. Terima Kasih untuk seorang wanita di IT Telkom yang sedang studi di Jurusan Sistem Informasi yang telah memberikan dampak besar dalam hidup saya. Seorang Koleris dominan dengan sedikit sentuhan Sanguis di dalamnya. Seorang pecinta keluarga yang meletakkan keluarga menjadi nomor 1 dalam skala prioritas di hidupnya. Hidup bagi saya adalah perjalanan. Berbagai hal yang saya hadapi dalam hidup saya anggap sebagai sarana pendewasaan dan menjadi kuat. Berbagai hal sudah saya lewati sampai 20 tahun hidup di dunia ini. Berbagai kawan dan lawan dari segala bentuk, jenis, level, dan kapasitas hidup pernah saya temui. Terkadang saya banyak belajar dari mereka dan terkadang saya membimbing mereka menjadi lebih baik. Berorganisasi, prestasi, pengalaman akademik, menjadi pemenang, kalah, terpuruk, terbang setinggi langit, dipuja, dan "being alone" pernah saya lalui dan membuat saya banyak belajar tentang hidup ini. Menjadi orang yang sombong sampai diberi pelajaran oleh Allah swt. pun tidak luput dari hidup saya. Namun Allah swt. tidak pernah sekalipun meninggalkan saya. Bangun dari jatuh sudah pernah saya lewati, "ketika manusia tidak pernah jatuh, maka mereka tidak akan pernah belajar untuk bangkit" Bruce Wayne's Father(Batman Begins).Saya termasuk orang yang memiliki Needs of  Achievement yang tinggi dan orang yang biasa bekerja tim dan melakukan koordinasi dengan baik, orang yang gila prestasi, selalu suka tantangan, saya suka mengajar dan berbagi ilmu dengan yang lainnya, biasa melakukan manajemen waktu yang baik, suka persaingan, dan selalu ingin jadi yang terbaik. Mungkin karena hal ini lah yang membuat saya sangat sensitif menyangkut akademis dan ketika ada yang meremehkan saya, mudah kecewa ketika yang diinginkan tidak tercapai. Fase dimana seorang Raja yang kalah perang dan dicemooh rakyatnya pernah saya lewati, tapi melewati fase itu Sang Raja mengerti mana yang hanya menjilatnya dan mana yang menjadi pengikut dan kawan setianya. Dosen saya berkata "Hidup manusia adalah ketika sukses maka akan cepat dilupakan namun ketika jatuh maka akan terus dicerca." Saya tidak pernah ingin jatuh lagi, karena buat saya hanya orang bodoh yang jatuh untuk kedua kalinya. Kehidupan perkuliahan saya saya lewati dengan perlahan menanjak dan aktualisasi diri. Saya yakin disini tempat saya untuk mewujudkan mimpi yang saya rangkai, tanpa gagal, hadapi semua rintangan, mencoba menjawab harapan, mencari teman-teman seperjuangan yang abadi, belajar, berlari lagi ketika tersandung dan menjaga keseimbangan agar tidak jatuh, habisi semua lawan, dan menjadi kuat. I will do my best and let God do the rest, but one think that we have to remember that it is fool if we always try and we never be succes. "True power comes from our heart, not for our muscles." (Mizaro Alifsyar)